1. Audit Operasional (Management Audit)
Suatu pemeriksaan
terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk
mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan
ekonomis.
Tujuan utama audit operasional adalah
mengevaluasi efektifitas dan efisiensi organisasi, namun audit operasional juga
dapat menjangkau aspek yang ketiga, yaitu ekonomisasi. Evaluasi ekonomi adalah
pemeriksaan atas biaya dan manfaat dari suatu kebijakan atau prosedur. Dalam
konteks audit operasional, evaluasi ekonomi merupakan pertimbangan jangka
panjang tentang apakah manfaat kebijakan atau prosedur lebih besar daripada
biayanya
Menurut Guy dkk.
(2003:421) audit operasional biasanya dirancang untuk memenuhi satu atau lebih
tujuan berikut :
· Menilai Kinerja.
· Mengembangkan Rekomendasi
Sedangkan Mulyadi
(2002:32) menyatakan bahwa tujuan audit operasiona! adalah untuk:
· Mengevaluasi Kinerja
· Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan
·
Membuat rekomendasi untuk perbaikan
atau tindakan lebih lanjut
2. Complience Audit
Suatu
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah entitas telah mentaati
peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan
oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.
Dalam audit kepatuhan terdapat asas kepatutan
selain kepatuhan (Harry Suharto, 2002). Dalam kepatuhan yang dinilai adalah
ketaatan semua aktivitas sesuai dengan kebijakan, aturan, ketentuan dan
undang-undang yang berlaku. Sedangkan kepatutan lebih pada keluhuran budi
pimpinan dalam mengambil keputusan. Jika melanggar kepatutan belum tentu
melanggar kepatuhan. Audit Ketaatan
atau Audit kepatuhan (compliance audit) adalah proses kerja yang menentukan
apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan
tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah
yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu.
Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari
sumber-sumber yang berbeda. Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam
bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya
disebut fungsi audit internal oleh pegawai perusahaan.
3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
Pemeriksaan
yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan
keuangan dan catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta
ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
Kegunaanya untuk membantu badan mencapai
objektif tujuan dengan sistematis, dengan pendekatan terperinci dalam menilai
dan meningkatkan efektifitas dari resiko manajement, kontrol, dan proses badan
organisasi.
Audit internal sebagai perantara untuk
meningkatkan keefektifitasan dan keefesienan suatu organisasi dengan
menyediakan wawasan dan rekomendasi berdasarkan analisis dan dugaan yang
bersumber dari data dan proses usaha. para auditor internal dikenal sebagai
karyawan yang dibentuk untuk melakukan audit internal.
Pengertian audit intern menurut IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia) dalam SPAP (Standar Pelaporan Akuntan Publik) adalah :
“Suatu aktivitas penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji
dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas organisasi sebagai pemberi bantuan bagi
manajemen”. (1998 ; 322)
Adapun pengertian audit intern yang
dikemukakan oleh Brink Z. victor dan Witt Herbert dalam bukunya “Modern
Internal Auditing” adalah sebagai berikut :
“Internal auditing is an independent
appraisal function established within organization to examine and evaluate its
activities as a service to the organization”. (1999 ; 1-1)
Sementara IIA’S Board of Director mengemukakan
pengertian internal audit sebagai berikut:
“Internal auditing is an independent,
objective assurance and consulting activity designed to add value and improve
an organization’s operations. It helps an organization accomplish its
objectives by bringing a systematic, diciplined approach to evaluate an improve
the effectivenenss of risk management, control an governance processes”.
(1999, Vol. LVI : II pp 11;40-41)
4.
Audit Eksternal
Audit
Eksternal ialah pemeriksaan berkala terhadap pembukuan dan catatan dari suatu
entitas yang dilakukan oleh pihak ketiga secara independen (auditor), untuk
memastikan bahwa catatan-catatan telah diperiksa dengan baik, akurat dan sesuai
dengan konsep yang mapan, prinsip, standar akuntansi, persyaratan hukum dan memberikan
pandangan yang benar dan wajar keadaan keuangan badan.
Definisi Audit
Eksternal lain adalah:
Audit eksternal
adalah review dari laporan keuangan atau laporan dari suatu entitas, biasanya
pemerintah atau bisnis, oleh seseorang tidak berafiliasi dengan perusahaan atau
lembaga. Audit eksternal memainkan peran utama dalam pengawasan keuangan
perusahaan dan pemerintah karena mereka dilakukan oleh individu di luar dan
karena itu memberikan pendapat tidak memihak. Audit eksternal biasanya
dilakukan secara berkala oleh bisnis, dan biasanya diperlukan tahunan oleh
hukum bagi pemerintah.
5.
Audit Kinerja
Audit
kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang
diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara
independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian
hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum
yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.
Audit yang
dilakukan dalam audit kinerja meliputi audit ekonomi, efisiensi dan
efektivitas. Audit ekonomi dan efisiensi disebut management audit atau
operational audit, sedangkan audit efektivitas disebut program audit.
6.
Audit forensik
Tujuan dari
audit forensik adalah mendeteksi atau mencegah berbagai jenis kecurangan
(fraud). Penggunaan auditor untuk melaksanakan audit forensik telah tumbuh
pesat. Beberapa contoh di mana audit forensik bisa dilaksanakan termasuk:
-Kecurangan dalam bisnis atau karyawan
-Investigasi kriminal
-Perselisihan pemegang saham dan persekutuan
-Kerugian ekonomi dari suatu bisnis
-Perselisihan pernikahan
7.
Audit
program
Merupakan kumpulan prosedur audit
(dibuat tertulis ) yang rinci dan dijalankan untuk mencapai tujuan audit ( akan
lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk compliance test dan
substantive test.
Tujuan audit program :untuk mengetahui
apakah penyajian laporan keuangan oleh manajemen dari sisieksistensi atau
keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi serta
panyjian dan pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidak menyesatkan terhadap
pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut
0 komentar:
Posting Komentar